Ninggalin Anak Pas Jadi Ibu

Wow, kira-kira udah sewindu ya, saya nggak update blog lagi. Lebih sering main Instagram karena bisa langsung cepat nulis kalau lagi punya ide. Hehehe. Btw, follow dong Instagram saya di @naomitobing. #eaaa #ujungujungnyamintadipromo

Karena kemarin lagi baca IG story @annisast tentang pergi ninggalin anak, saya juga mau cerita pengalaman saya, deh.

Pertama kali ninggalin anak itu pas Kaleb umur 2 minggu. WOW, muda sekali udah berani ditinggalin. *ibuk-ibuk julid mulai bereaksi XD* Waktu itu saya nggak pede banget sama penampilan, saya. Udahlah masih gemuk, rambut gondrong tak tentu arah. Bener-bener bikin males ngaca banget. Beberapa kali kesebut pengen potong rambut, tapi tentu saja nggak saya lakukan karena hey ada anak bayi mepet terus di ketekku. XD

Mama mungkin kasihan ya lihat anaknya sepet banget. Jadi dia bilang, “Udah sana ke salon. Nanti Kaleb sama Mama. Keluarin aja ASIP 2 botol.” APA KELUARIN ASIP! Sungguh sebagai ibu bekerja yang nasib makanan Kaleb tergantung sama ASIP ku tak rela. Mana sekali dapatin 100 ml tuh butuh 3 kali mompa dalam sehari. Saya pelit banget deh sama ASIP.

Tapi karena udah eneg sama diri sendiri, jadilah setelah mikir beberapa hari, saya merelakan 2 ASIP saya. Lalu, saya pergi ke salon potong rambut, dan langsung balik lagi. Sekejap jadi merasa fresh dan kece. Kepercayaan diri naik dan hati langsung happy. Apakah pas pergi ke salon merasa bersalah dan kangen anak? Nggak. HAHAHA. Because I knew I needed it so much.

Pergi ninggalin anak kedua pas nonton bioskop. Kaleb waktu itu usianya masih sebulan. WOW, tega sekali! LOL! XD Jadi Mama saya nonton satu film bagus. Dia bilang ke saya dan adik untuk nonton film itu saking bagusnya. Tapi kan saya bingung gimana dengan Kaleb. Mamaku baik hati banget. Dia bilang dia akan ikut ke mall dan jagain Kaleb di luar selama kami nonton. Jadi dia akan nongkrong di resto aja. Jadilah saya bisa nonton dengan tenang.

Untuk pergi ninggalin ke luar kota sendiri, lumayan jarang karena saya jarang dinas. Tapi tentu saja pernah. Saya dinas ke luar kota dan ninggalin Kaleb. Yang pertama kali sama orang tua saya, dan yang kedua kali sama suami saya. Setiap kali saya pergi saya nggak pernah mellow dan santuy kayak di pantay. Pokoknya saya nggak pernah merasa bersalah untuk hal-hal yang butuh saya lakukan sendiri. Jadi Kaleb juga nggak terlalu kepikiran.

Sebagai seorang Ibu yang baru 4,5 tahun ini, saya belajar bahwa menjadi diri sendiri juga penting. Nggak semua hal harus dilakukan untuk dan demi anak. Ada hal-hal yang harus dilakukan karena saya perlu jadi Naomi. Bukan jadi ibu. Demi kewarasan saya, demi saya bahagia, dan jadi ibu yang lebih baik untuk Kaleb.

Tapi ada rules yang saya tetapkan buat diri saya sendiri. Saya usahakan weekend itu buat Kaleb. Kalau pun saya harus ketemu teman di weekend, ya saya ajak. Kalau harus kerja di weekend, ya juga saya ajak. Di weekdays pun, saya pastikan nggak tiap hari saya pakai habis pulang kantor buat senang-senang. Paling sekali dalam satu minggu aja. Itu pun saya pastikan suami harus pulang cepat jadi Kaleb tahu ada orang tuanya yang udah pulang main sama dia.

Intinya, sebagai ibu jangan merasa bersalah ketika melakukan hal yang kita senangi. Kita sudah menjadi ibu yang baik, tapi kita butuh menjadi diri yang juga baik. Nggak semua-muanya harus selalu tentang anak. Tetap lakukan hal yang kita sukai dan bikin kita recharge.

Be a happier you to be a happier mother. 🙂

 

Tentang Bertengkar di Depan Anak

Sepanjang saya menjadi seorang ibu, salah satu fase di mana saya sedih banget dan merasa bukan jadi ibu yang baik karena saya bertengkar dengan suami di depan anak. Kami cuma bertengkar mulut, tapi tentunya dengan nada tinggi. Kaleb diam saja, mukanya terlihat cemas melihat kami bertengkar, tapi dia masih sok cool dengan main-main santai kayak biasanya. Yang membuat saya merasa bersalah adalah secara teori yang umum, saya tahu banget bahwa harusnya nggak boleh berantem di depan anak. Kalau berantem, orang tua harus nggak boleh ketahuan sama anak.

Dari pengalaman sebagai anak, ketika orang tua saya bertengkar, saya jadi merasa takut dan mereka akan bercerai. Padahal berantem mereka ya biasa-biasa aja, nggak kekerasan di dalamnya. Tapi karena saya hidup di dunia ideal dan orang tua saya tidak pernah membicarakan apakah konflik yang terjadi bisa diatasi atau tidak, saya jadi punya ketakutan sendiri ketika mereka bertengkar.

Saya kemudian belajar (dan didukung oleh penelitian terbaru) bahwa tidak semua argumen dan konflik yang dilakukan orang tua di depan anak akan berakibat buruk. Pasti sebagai orang tua kita berusaha banget nggak berantem di depan anak, tapi kan kadang-kadang kelepasan juga, ya. Well, after all we’re humans. Manusiawi banget. Patokannya adalah konflik dan argumen tersebut tidak boleh destruktif dan melukai.

Adam Grant, profesor Psikologi dari Wharton School of Bussiness, menjelaskan bagaimana berantem yang sehat di depan anak agar anak lebih pintar dan kreatif. Banyak anak yang diajarkan bahwa berantem itu perilaku buruk, tapi argumen atau konflik dalam keluarga jika dilakukan dengan tepat akan menghasilkan solusi yang membantu anak untuk membangun karakternya, membuat mereka siap untuk dunia sebenarnya, dan memperbolehkan mereka untuk berpikir mandiri dan mencari solusi yang kreatif ketika ada yang tidak setuju dengan pendapatnya.

Saya tetap berusaha untuk tidak sering berantem sama suami depan Kaleb, tapi saya juga tidak mau menciptakan “ilusi” bahwa dunia itu sebegitu indahnya sampai tidak ada konflik yang harus diselesaikan sama sekali. Keluarga suami saya adalah tipe keluarga yang tidak pernah menunjukkan ada konflik sama sekali di depan anak-anaknya. Sehingga suami terkaget-kaget dengan tipe keluarga saya yang frontal banget kalau ada konflik bisa saling berantem, tapi pada akhirnya baikan. Sementara keluarga dia, konflik itu disimpen seolah-olah semuanya berjalan mulus yang mengakibatkan dia sulit sekali jika berhadapan dengan konflik.

Oleh karena itu, ketika kami membesarkan Kaleb, kami sepakat melakukannya dengan terbuka. Ketika kami keceplosan harus bertengkar di depan Kaleb, kami langsung berdiskusi dengan Kaleb tentang apa yang terjadi. Saya biasanya bilang, “Maaf ya Mami dan Papa berantem depan Kaleb. Keluarga kadang-kadang berantem. Kayak Kaleb kadang-kadang berantem sama Mami, kan? Habis berantem biasanya kita ngapain, Kaleb?”

Lalu dia menjawab, “Baikan, Mami.” Lalu dia menyodorkan jari kelingkingnya untuk dikaitkan dengan jari kelingking saya sebagai tanda baikan.

“Setelah baikan habis itu tetap saling sayang nggak?”

“Tetap sayang.”

“Nah, keluarga itu begitu. Kadang-kadang kita berantem tapi kita akan selalu baikan dan tetap saling sayang. Jadi Kaleb nggak usah sedih, ya.”

“Iya. Kaleb nggak sedih.”

Lalu biasanya saya dan suami akan menunjukkan di depan Kaleb bahwa kami sudah baikan dengan saling pelukan atau kalau dalam hal ini, saling mengaitkan jari kelingking kami berdua sebagai tanda baikan di depan Kaleb. Saya memastikan Kaleb mendapatkan closure yang tepat.

Saya ingin Kaleb paham bahwa family also argue and fight, but we always resolve the problems and love each other. Saya ingin Kaleb belajar bahwa konflik itu memang selalu ada dan bagian dari hidup, tapi yang penting bagaimana konflik itu diselesaikan dengan baik. Konflik itu sehat dan tidak perlu dihindari.

Kalau kalian ada yang dilakukan kan ketika harus bertengkar dengan pasangan?

 

 

 

 

Kaleb Umur 4

Kembali lagi ke cerita ulang tahun Kaleb yang keempat. Wow, time really flies.

Udah sejak lama Kaleb pengen ulang tahunnya dirayakan di sekolah karena dia sering banget kasih kado ulang tahun ke teman-temannya, tapi dia sendiri nggak dapat kado. Jadi alasan dia adalah supaya dapat banyak kado. Hahaha.

Ya tentu saja saya kabulin karena dulu juga waktu sekolah saya nggak pernah dirayain ulang tahunnya di sekolah. Tentu saja saya nggak bisa banget disuruh bikin rencana pesta ulang tahun karena walau capek, tapi saya suka banget prosesnya yang cari ide, mikirin harus kasih apa, desain, gunting, dan tempel. Tema ulang tahun kali ini adalah Cars. Permintaan Kaleb sendiri.

Hal pertama yang saya lakukan adalah cari kue ulang tahun. Saya langsung pilih @cherish_cakesandsnacks karena waktu ulang tahun ke dua Kaleb pernah pesan ke Rere (yang kenalan karena suka baca blognya), jadi sekarang pun pesan lagi. Apalagi sekarang makin kece dengan hiasan-hiasannya.

Lalu kemudian, saya sakit selama 3 minggu dan terbengkalai lah semuanya. Baru enakan banget pas akhir Februari. Dan saya mulai benar-benar bergerak 1,5 minggu sebelum hari H. Btw, saya majuin perayaan ulang tahun Kaleb sehari karena tepat di hari ulang tahunnya adalah hari Sabtu, sekolahnya libur. Akhirnya ngebut banget ngerjainnya.

Nggak bisa kayak tahun lalu yang semuanya benar-benar desain dan bikin sendiri. Tahun ini ada beberapa yang harus direlakan pake vendor karena suami pun lagi lembur terus jadi nggak bisa bantu untuk banyak desain.

Untuk goody bag, saya lagi-lagi ke Pasar Perniagaan untuk beli kantung dan botol minum. Sementara untuk isi cemilan beli di Makro (isinya cuma chiki cokelat, momogi, susu UHT, dan teeny weeny bity). Lalu saya bikin activity book supaya ada faedahnya dikit goody bag-nya. Hihihihi.

Oke lanjut ke hari perayaan di sekolah, ya.

Ulang tahun Kaleb dirayakan jam 11.30, setengah jam sebelum pulang sekolah. Senang deh ulang tahun yang nggak lama-lama gini karena sesungguhnya saya termasuk orang yang nggak tahan ke pesta ulang tahun anak-anak terutama yang musiknya kencang banget dan MC-nya kehebohan. Pusing!

Ketika lagi menyusun kue dan makanan, sungguh terharu banget karena guru-guru Kaleb menghias papan tulis dengan bunting flag bertema Cars juga. Very thoughtful. :’)

Kaleb senang banget hari itu karena dapat banyak kado (seperti harapan dia banget hahaha), semua perhatian tertuju ke dia, dan teman-temannya nyanyiin lagu buat dia. Dan lihat Kaleb bahagia tuh bikin saya jadi merasa ibu paling keren sedunia karena udah bisa mengabulkan permintaannya. :’)

img_20190316_224230_116img_20190316_224230_118img_20190316_224230_117img_20190315_113256img_20190315_111611img_20190315_111614img_20190315_112140img_20190316_085805_114img_20190316_085805_118img_20190317_093551_125img_20190317_093551_126img_20190317_093551_124img_20190317_093551_120img_20190317_093551_130img_20190317_093551_116

Oh ya, karena ulang tahunnya dirayakan sehari lebih dulu jadi semua kado yang diterima baru boleh dibuka besoknya pas tepat hari ulang tahunnya.

Nah, sekarang mau review semua vendor ulang tahun Kaleb.

  1. @cherish_cakesandsnacks. Saya pesan yang rasanya vanilla cheese. Pesanan saya datang tepat waktu dan bagus banget. Paling penting adalah: RASANYA ENAK BANGET. Lembut, tapi nggak kemanisan dan bikin eneg. Saking enaknya cake sebesar itu habis dalam waktu 2 hari aja. Saya yang nggak terlalu suka cake justru ngabisin cake ini paling banyak. Kaleb juga suka banget. Bahkan ibu-ibu teman sekolah Kaleb juga bilang rasanya enak.
  2. @komisushi_id. Saya pesan rice box berisi chicken katsu, mie goreng, dan nasi. Ownernya komunikatif dan responsif banget. Tanpa harus diingetin, pesanan datang tepat waktu. Waktu dicobain, anak-anak suka semua. Bahkan ada yang sampe pengen pesen lagi. Memuaskan banget lah service-nya.
  3. Print Paperie di Tokopedia. Pesan bunting flag (yang akhirnya dipake di rumah saja), kartu undangan, label susu, label botol air mineral di sini semua. PO-nya 1-3 hari. Setelah selesai desain, ia akan mengirimkan ke WA hasilnya dan kalau sudah oke akan langung dicetak. Senangnya pas jadi, semua pesanan saya dilebihkan. Dan yang penting lagi harganya affordable banget.
  4. Desain activity book dan sticker di snacks Kaleb dibuat oleh Bapake (kalau mau dibuatin juga bisa hubungi saya, loh).

 

Sampai jumpa di ulang tahun Kaleb ke-5! 😉

Ketika Masalah Pup Bikin Masuk Rumah Sakit

Minggu lalu adalah minggu terberat buat saya. Kaleb masuk rumah sakit. Ada apakah gerangan?

Jadi hari Senin seperti biasa Kaleb sekolah. Masih aktif banget anaknya. Sorenya Mbak di rumah telepon katanya Kaleb muntah banyak banget dan perutnya sakit. Saya minta kasih teh manis hangat dulu, lalu saya buru-buru pulang. Kaleb memang beberapa kali muntah, tapi masih oke-lah. Masih excited main. Jadi saya pikir oh cuma masuk angin aja. No worries. Saya kasih obat vometa dan antangin anak.

Malamnya Kaleb masih tidur nyenyak. Waktu pagi saya mau ke kantor, Kaleb ngeluh sakit. Cuma saya pikir, oh masih masuk angin, ya. Pas mau kerja, dia muntah juga. Tapi saya masih masuk kerja sambil tetap cek ke rumah keadaan Kaleb gimana. Ternyata kabar dari rumah, Kaleb makin sering muntahnya, sedangkan makanan udah nggak mau masuk lagi. Muntahnya hanya beruba cairan, kadang-kadang kuning dan hijau. Waduh! Udah nggak benar, nih. Saya minta ke Opungnya untuk antar Kaleb ke rumah sakit, sementara saya dari kantor langsung pulang cepat ke rumah sakit.

Setelah dicek dokter perutnya, ternyata Kaleb konstipasi. Jadi memang salah satu permasalahan Kaleb adalah sejak umur 3 tahun dia males banget makan sayur. Malesnya udah sampai ke tahap, walau kita sembunyiin, kalau udah masuk mulut, dia tahu dan keluarin lagi. Untuk buah sebenarnya dia masih lancar dan tiap hari makan buah. Nah, awal tahun kemarin dia sempat juga ada permasalahan sembelit. Pupnya keras banget sampai kalau ngeden nangis-nangis dan pas akhirnya pup pun berdarah. Sempat dibawa ke dokter. Tapi waktu itu udah lancar lagi. Walau tetap ada episode beberapa kali pup keras kalau dia lagi malas makan sayur. Tapi ternyata pup keras ini jadi masalah, karena nggak semua keluar, akhirnya ada yang stuck dan menimbulkan konstipasi. Konstipasi berat gini yang menimbulkan mual dan muntah.

Dokter kasih obat microlax sama obat pencernaan. Kata dokter, kalau udah keluar semua, dia akan sehat kembali. Nggak ada pantangan makanan juga. Ya udah hati kembali tenang, ya. No worries, ternyata masalahnya sederhana.

Besoknya saya memutuskan untuk nggak masuk kantor karena kasihan juga kan lihat Kaleb belum pulih. Di rumah dia mau makan, walau nggak banyak seperti biasanya. Tapi kemudian tetap muntah. Sampai akhirnya di siang menjelang sore, dia udah sakit banget perutnya sampai guling-guling dan nangis. Aslik, saya bingung mau ngapain, stres banget, sampai ikutan nangis. Akhirnya telepon suami dan janjian untuk masukin RS aja karena muntahnya udah nggak wajar.

Ketemu dokternya lagi dan dikasih resep dengan dosis yang lebih tinggi, plus minta dirawat. Hari pertama di RS itu benar-benar melelahkan dan sedih karena Kaleb masih sangat kesakitan dan tetap muntah terus. Udah dikasih Sanmol untuk penghilang nyeri, tapi kayaknya nggak mempan. Makan roti dikit pun muntah semua. Sampai Kaleb cuma pipis sekali aja dalam sehari karena udah nggak ada cairan. Akhirnya dokter memutuskan untuk kasih obat penghilang nyeri di bagian perut dan Kaleb harus puasa. Cuma boleh minum air putih sedikit. Kaleb baru bisa tidur nyenyak jam 10 malam. Untungnya obatnya penghilang nyerinya ampuh jadi Kaleb nggak terbangun. Btw, Kaleb nggak demam sama sekali selama sakit.

img_20180927_055952_hht

Hari pertama lemes banget, banyak muntah

Hari kedua, Kaleb masih mengeluh sakit. Anaknya masih agak lemas. Hari ini mau ditingkatkan minumannya. Dari air putih, ke jus, lalu ke susu. Kalau udah lolos semua, boleh coba bubur. Hari ini juga harus dihitung banyaknya pipis. Untungnya karena udah diinfus jadi ada cairan yang masuk dan pipis mulai banyak. Selain itu, karena minumnya cuma cairan aja jadi Kaleb nggak muntah. Siang hari, dikasih obat penghilang nyeri perut lagi. Anaknya udah mulai aktif. Udah mulai turun tempat tidur, main-main ke luar bangsal. Walau terkadang masih ada rasa sakit. Tapi kalau dilihat udah jauh berkurang. Menjelang jam 7 malam, suster datang untuk memasukkan obat dari dubur untuk merangsang pup. Kemarin juga sudah dikasih, cuma kurang banyak yang keluar. Kata dokter, pupnya sih udah mulai jalan ke jalan ke luar. Begitu dikasih obat dari dubur, nggak sampai 1 menit, Kaleb mules buanget. Dia langsung pup banyak dan emang keras. Dia sampai nangis ngeden. Mungkin karena capek, habis itu dia tidur sampai pagi. Nggak ada keluhan sakit perut lagi.

Hari ketiga, Kaleb bangun dengan happy. Nggak ada keluhan sakit perut. Udah boleh makan bubur. Udah aktif banget main jalan-jalan. Pas dokter visit dicek lagi, pupnya udah keluar semua. Langsung deh disuruh pulang. Puji Tuhan. Dan hal pertama yang Kaleb lakukan adalah, “Mami, Kaleb mau ke mall, makan bakmi!”. Jadi dia sebel karena pas puasa itu, lihat saya makan bakmi tapi nggak boleh kasih ke dia. Hahahaha!

Semoga permasalahan pup ini berakhir di sini, ya. Doakan Kaleb selalu sehat.

img_20180928_211316_539

Hore, aku udah boleh pulang!

Nongkrong Sore di Lapangan Banteng

img_20180818_175359_110

Tanggal 18 Agustus kemarin, saya jalan-jalan ke Lapangan Banteng yang kabarnya udah cantik banget. Sengaja siangnya ke Grand Indonesia dulu buat makan dan ngadem dulu lah di mall. Btw, saya udah luama banget lho nggak ke GI. Tahun ini, baru kali ini ke GI lagi karena ke GI itu macet banget jadi suka males, sih. Tapi tetap aja menurut saya GI itu mall buat segala umat. Mau yang mahal banget ada, mau yang nggak mahal-mahal banget juga ada. Lengkap.

Oh ya, untuk ke Lapangan Banteng kan lewat Sudirman-Thamrin, ya. Jalanannya udah rapi banget dan jadi luas. Saya sih jadi terkagum-kagum karena terakhir lewat sana, jalanannya masih jelek dan banyak pembangunan belum selesai. Dan kemarin udah cakep banget. Siap banget deh buat Asian Games. Kuddos to all who work hard for this.

Sampai di Lapangan Banteng sore hari. Karena weekend jadi rame banget. Parkirannya ada di luar dan agak susah, ya. Tapi ya sabar-sabar aja muterinnya, nanti juga dapat *saran nggak bantu XD* Masuknya gratis, tentu saja.

Buat saya, Lapangan Banteng ini bagus banget. Tamannya luas dan kita bisa tiduran di atas rumput. Bisa banget buat piknik. Ada lapangan untuk olahraga, seperti lapangan bola, jalur untuk lari, lapangan voli pantai (ada pasirnya). Bisa juga bawa sepeda untuk anak dan badminton untuk main. Untuk di bagian playground mainan anaknya lumayan banyak. Ada karpet karet dan mainan pasir juga. Jadi buat anak-anak akan seru. Lalu ada mini zoo dari Ragunan, tapi hewannya ya patung, namun dalam ukuran sebenarnya. Lumayan untuk pengetahuan. Selain itu, ada jembatan untuk tumbuh-tumbuhan dan ini seru banget sih bisa naik ke atas dan ada penjelasannya. Selain itu, ada air mancur menari di jam-jam tertentu.

Jadi secara fasilitas oke banget lah. Taman yang asik banget buat nongkrong dan bawa anak-anak kita. Tapiiii….mental orang-orangnya belum siap. Jadi masih banyak yang buang sampah sembarangan. Nah, kalau soal ini pas saya lihat, ada kok tempat sampahnya, tapi emang tempat sampahnya pun penuh, belum dikosongkan lagi. Jadi emang orang nggak bisa masukin sampah lagi, nanti beleberan. Tapi ya harusnya sampahnya dikantongin atau dipegang dulu lah, jangan jadi malah buang sembarangan. Hiks.

Selain itu, di arena playground, karena banyak banget anak yang main dan itu anak segala usia, jadi ada anak yang udah besar mainnya heboh dan agresif banget. Anak-anak yang kecil bisa kedorong atau jatuh. Anak-anak harus benar-benar diperhatikan, sih. Jam 6 sore-an saat mulai gelap, lampu di sekitar playground tetap belum nyala jadi ya gelap-gelapan. Lumayan sih buat bikin anak-anak udahan.

Jadi saran saya, semoga ke depannya tempat sampah dibanyakin atau petugasnya sigap buang sampah ketika mulai penuh sehingga masyarakat bisa buang sampah. Selain itu, semoga di bagian playground anak tetap ada pengawasnya karena bener-bener barbar abis kalau penuh.

Geser ke bagian air mancur menari, dimulai jam 18.30. Sekitar jam 18.00, udah banyak orang berkumpul di sekitar air mancur. Nah, di sekelilingnya ada undukan tempat duduk jadi memang area itu dipakai untuk pertunjukan. Hari itu penuh banget karena pada penasaran kali, ya.

Tepat jam 18.30, dimulai pertunjuan air mancur menarinya. Bagus banget permainan lampu, laser, dan air mancur menarinya. Tapi di awal soundnya mendem banget jadi musiknya nggak terlalu kedengeran. Tapi nggak berlangsung lama, soundnya udah benar. Pas benar soundnya, tambah keren lagi. Pada waktu lagu Satu Nusa Satu Bangsa, semua pengunjung nyanyi kayak koor. Aslik, merinding bangga banget. Pokoknya tiap lagu bangsa, semua otomatis nyanyi. Bagus banget!

Selesai air mancur menari, di bagian tengah air mancur, ada panggung kecil dan ada pertunjukan. Sayang banget soundnya nggak kedengeran. Kebayang sih kalau buat konser arena ini bakal keren banget.

Tapi intinya, ku bangga banget ada taman secakep Lapangan Banteng. Bagus dan asik banget buat nongkrong sore-sore. Kayaknya bakal seru kalau Kaleb bawa sepeda, nih. Semoga Jakarta punya lebih banyak taman cakep gini, ya.

 

Main Di Luar

Bulan lalu Kaleb sakit. Demam diserta batuk dan pilek. Sebenarnya biasa aja ya anak kecil sakit demam, batuk, pilek, tapi ini benar-benar lemas, nggak ada makanan yang masuk, dan muntah. Saya tadinya mau strict ke aturan 3 hari demam baru dibawa ke dokter. Tapi pas hari kedua, Kaleb telepon dari rumah bilang, “Mami, Kaleb mau ke dokter.” Wah, mungkin anaknya udah berasa nggak enak banget, ya. Ya udah, minta tolong sama nyokap untuk anterin Kaleb ke dokter. Jadi anaknya terkena bakteri yang bikin batuk dan demam. Dikasih lah obat racikan, obat mual, dan antibiotik. Dokter saya ini kebetulan dokter yang nggak akan pernah resepin antibiotik kalau nggak perlu. Waktu dulu Kaleb sakit aja dia pernah cuma resepin madu doang. Dan bener sembuh.

Nah, karena batuk-batuk dan curiganya alergi, banyak yang nyaranin untuk bawa ke pantai pagi-pagi. Kabarnya udara pantai baik untuk pernapasan, sekaligus dijemur juga. Jadilah selama 2 minggu berturut-turut kami menghabiskan waktu di Ancol. Selain itu, kami juga jadi menerapkan lagi lebih sering main di luar daripada di mall biar bakteri dan virus yang mutar-mutar di ruangan tertutup nggak tertular ke Kaleb.

Ancol Beach City dan Ecopark
Pilih di Ancol Beach City karena pantainya paling bersih dan nggak rame. Jadi menyenangkan banget buat anak main-main. Selain itu, deket sama mall-nya dan Indomaret jadi kalau ada perlu apa-apa bisa langsung beli di situ. Oh ya, masuknya gratis dan parkirnya juga gampang di dalam mall.

Kaleb senang banget main di sini karena kalau pagi banyak anak-anak juga di sini. Jadi biasanya saya udah bawa perlengkapan buat main pasir dan biarin aja dia main entah di pasir atau di pinggir laut. Jangan lupa dipakein sunblock ya biar nggak hitam. Hihihi.

Biasanya kalau matahari udah mulai terik, saya pindah ke Ecopark untuk main di tamannya. Di sana ada penyewaan sepeda, tapi Kaleb bawa sepeda sendiri karena lebih nyaman. Bawa sepeda sendiri kena charge Rp 35.000. Lebih untung sih karena kalau sewa sepeda Rp 35.000 per jam.

Kaleb juga senang banget main di sini karena dia lagi senang-senangnya bisa main sepeda sendiri. Plus, di taman super gede gini mah dia bisa lari-lari sepuasnya. Jumpalitan juga bisa.

Nah, susahnya kalau main di Ancol adalah….anaknya nggak mau diajak pulang. XD

The Playground, Kemang
Udah mau ke The Playground dari dulu, tapi belum sempat karena nggak terlalu suka ke daerah Kemang yang macet banget. Zzz! Tapi akhirnya kesampaian karena kebetulan ada beberapa tujuan yang letaknya di Kemang semua jadi pas-lah.

Letaknya di daerah perumahan dan bukan daerah pinggir jalan. Kalau saya sih suka banget tempatnya yang masuk ke dalam ini jadi udaranya masih enak. Kalau ke The Playground jangan lupa bawa baju renang karena ada tempat untuk mainan airnya.  Tiket masuknya Rp 75.000 sepuasnya, sudah termasuk 2 orang pendamping. Enak banget kan. Biasanya pendamping cuma boleh satu aja.

Jam paling menyenangkan untuk datang adalah sore hari karena udah nggak terlalu panas. Tempatnya menyenangkan. Ada cafe kecil kalau mau makan (tapi mahal, nggak boleh bawa makanan dari luar), tempat duduk dan meja tunggu terletak di mana-mana jadi enak.

Mainannya pun beragam, ada jalur main sepeda juga jadi silahkan bawa sepeda, dan ada lapangan basket kecil untuk anak-anak. Kaleb senang banget main di sini. Nah karena mainnya pas sore dan kita nggak kepanasan, jadi Kaleb kami biarin main sepuasnya sampai dia yang minta pulang sendiri.

img_20180529_153135img_20180529_153138img_20180529_160723img_20180529_161034img_20180529_163613img_20180529_163620

Btw, di sini banyakan keluarga bule gitu yang datang. Jarang banget sih orang Indonesia-nya jadi gemes sendiri liat Kaleb main sama anak-anak bule dan saling ngobrol bahasa sendiri-sendiri tapi tetap paham. Hahaha.

Oh bonus, pulang dari The Playground kami ke Dia.lo.gue di Kemang juga karena ada pameran Namaku Pram, mengenai penulis Pramoedya Ananta Toer. Pamerannya gratis dan saya belajar banyak mengenai beliau. Sayangnya 3 Juni kemarin pamerannya udah selesai. Semoga banyak pameran kayak gini lagi ya karena menambah pengetahuan banget. :’)

img_20180529_1748381img_20180529_1748561img_20180529_175029img_20180529_175430img_20180529_175548_hhtimg_20180529_180223_hht

Dan tak lupa foto-foto di tangga terkenal-nya Dia.lo.gue.

Seru-Seruan di Kuntum Farmfield

Holaaaaa! Setelah hampir 1 bulan nggak ngeblog karena kerjaan lagi datang bertubi-tubi banget sampai hampir nggak sempat blog walking, apalagi nulis blog. Fiuh! Untung sekarang udah agak santai, jadi mari kita ngeblog.

Dua minggu lalu, kami jalan-jalan ke Kuntum Farm Field. Perjalanan spontan di pagi hari karena nggak tahu mau ke mana. Tadinya mau berangkat pagi-pagi banget, tapi tentu saja banyak drama yang terjadi, akhirnya baru berangkat sekitar jam 9. Dan ternyata Bogor macet banget. Nget! Mana sampai di Bogor pakai nyasar pula karena Google Mapsnya salah. Jadi kami nyasar ke sebuah gang kecil super macet dan buntu. Dan ternyata banyak yang salah juga lewat jalan situ karena Google Maps. Jadi kalau mau ke Kuntum pake Waze aja, deh.

Karena udah keburu nyasar, jadi kami mendingan makan dulu karena udah jam 12 siang. Iya, 3 jam sajah ke Bogor. Kami makan di Daiji Ramen. Pilih di situ karena kebetulannya lewat situ jadi ya udah. Ramennya biasa banget. Apalagi kalau udah coba ramen sekelas Ikkudo, Menya Sakura, dsb. Lewat banget lah. Tapi dengan harga yang affordable banget, dimaklumi sajalah. Lagian untuk rasa bukan nggak enak, kok. Jadi masih tetap bisa dinikmati. Oh, ocha-nya bisa refill, tapi maksimal 3 kali. Biar nggak maruk kali, ya.

Lupa ini pesan apa aja. Tapi semua pesan yang berbeda. Kaleb lahap banget sih makan di sini. Satu porsi normal habis 3/4-nya.

IMG_20180414_130953.jpgIMG_20180414_131018.jpgIMG_20180414_122552.jpgIMG_20180414_122534.jpg

Setelah makan, kami lanjut ke Kuntum yang nggak terlalu jauh dari Daiji. Dikirain bakal panas banget ya, tapi untungnya mataharinya lagi baik. Nggak terlalu menyengat, lumayan adem. Kalau ke Kuntum siap-siap bawa topi aja mendingan. Tapi di sana ada topi caping yang bisa dipakai gratis, sih.

Kuntum ini biaya masuknya Rp 40.000 per orang. Untuk anak di atas 3 tahun udah bayar full. Hewannya lumayan banyak seperti kambing, domba, kelinci, ikan lele super besar (wow, mamak aja sampe terkejoedh), rusa, sapi, ayam, angsa, dsb. Di gambar ada kuda sih ya, tapi kemarin saya nggak lihat ada kuda.

Kaleb senang banget main di sini karena bisa interaksi langsung dengan hewan-hewan. Dia kasih susu ke kambing pake dot, kasih kelinci makan. Untuk susu dan makanan sekeranjang masing-masing beli lagi harganya Rp 5.000. Lalu ada juga kolam kecil untuk nangkap ikan pake tangan atau pake ember. Nah, yang tangkap ikan ini Kaleb suka banget. Jadi dia masuk ke dalam kolam ikan, basah-basahan (ups, saya mana nggak bawa handuk, untungnya baju ganti bawa, sih). Seru banget sih liatnya kayak anak-anak di daerah yang terjun ke sungai langsung nyari ikan.

IMG_20180414_134227.jpgIMG_20180414_135216.jpgIMG_20180414_135501.jpgIMG_20180414_135544.jpgIMG_20180414_135758.jpgIMG_20180414_140207.jpgIMG_20180414_140845.jpgIMG_20180414_141052.jpg

Habis main nangkap ikan, bisa bilas di shower-shower yang disediakan di sekitarnya. Tapi kayaknya kalau sabun harus bawa sendiri, sih. Di shower depan dekat gerbang ada sabun cair, tapi nggak tahu itu disediakan Kuntum atau ada orang yang bawa.

IMG_20180414_143811.jpg

Kami menghabiskan waktu sekitar 3-4 jam di sana. Puas banget karena tempatnya luas, bersih, hewan-hewannya dipelihara, dan anak-anak bahagia banget ada di sana. Kalau menurut saya, enakan ke sana siang menjelang sore, jadi nggak panas-panas banget kayak saya kemarin.

Nah, ini bonus foto narsis Mamak. XD

IMG_20180414_142933.jpgIMG_20180414_143107.jpgIMG_20180414_143207.jpgIMG_20180414_141751.jpg

 

Kuntum Farmfield

Alamat: Jl. Raya Tajur No.291, Sindangrasa, Bogor Timur, Kota Bogor, Jawa Barat 16145.
Jam Buka ⋅ 10.00-18.00
Tiket: Rp 40.000/orang
Telepon: 0877-2078-1000

Kaleb Umur 3

Bulan Maret ini Kaleb berulang tahun ke-3. Wow, anakku sebentar lagi udah mau sekolah. :’)

Tahun ini saya beneran malas merayakan ulang tahun Kaleb. Selain karena mertua masih sakit, ya males sama printilannya aja. Biasanya dari akhir Februari saya udah heboh cari tema dan segala macamnya. Tapi ini sampai masuk Maret, saya masih santai aja. Plan-nya adalah ajak Kaleb bersenang-senang di playground mana pun yang dia suka, beli hadiahnya sendiri (nah, setahun belakangan ini Kaleb diajarin rajin menabung receh di celengan. Kemarin dibongkar deh celengannya dan terkumpul lah uang yang akan dia belikan hadiahnya sendiri), dan paling makan bersama aja.

Ini hatinya udah mantap banget karena mendekati hari H pun, saya beneran nggak ada persiapan apa pun. Kagumlah sama kewolesan diri sendiri. Tumben. :)))

Tapi kemudian, beberapa hari sebelum Kaleb ulang tahun, adik saya ngabarin kalau giliran dia yang dapat arisan keluarga besar. Dia nanya gimana kalau arisannya tanggal 25 Maret, yang mana pas banget sama ulang tahun Mama. Jadi rencananya tiup lilin bareng Kaleb juga, kan kebetulan sepupunya pada datang.

BHAIQUE!

Naomi tuh dikasih beginian mah bikin jiwa rempongnya keluar. Dari yang nggak mau bikin apa-apa sama sekali, akhirnya jadi bikin apa-apa. Tema ulang tahunnya adalah Fire Fighter karena Kaleb lagi suka segala sesuatu yang berbau pemadam kebakaran dan kebetulan banget punya kostumnya.

Akhirnya kerempongan dimulai dari pergi ke Pasar Perniagaan demi beli goody bag (pasti kalap bener deh kalau ke sini), ngedesain tag, topper, sticker untuk snack, dll. Makasih suami yang mau diribetin bikin desainnya. Guntingin dan nempelin semua sendiri sampai encok bener. XD Semua dilakukan dalam seminggu saja.

Sementara untuk di hari ulang tahun Kaleb, nggak ada perayaan berlebihan. Kebetulan saya lagi cuti karena Mbak lagi pulang kampung jadi seharian saya mengabulkan keinginan Kaleb. Dimulai dari makan bakmi Bangka kesukaan dia, tapi harus naik angkot. Lalu, main di Chipmunks Neo Soho berjam-jam sampe rasanya saya bosan, tapi bertahan untuk nggak ajak dia pulang sampai dia mau sendiri. Anyway, Chipmunks ini menurut saya mahal banget, harganya untuk anak di atas 2 tahun (di price list ditulisnya 3 tahun ke atas) Rp 185.000, tapi kenyataannya anak usia 2 tahun lebih harganya segitu juga. Areanya lumayan besar dan bisa main dengan waktu unlimited. Tapi ya tetap aja, dengan harga segitu sih nggak worth it sih menurut saya. Pas saya main kan hari Jumat ya, di mana hitungannya belum weekend, tapi dihitung harga weekend. Pas ditanya kenapa, Mbaknya tuh kayak nggak bisa jelasin. Sampai akhirnya saya minta supervisornya jelasin.

IMG_20180316_134626.jpgIMG_20180316_153019.jpgIMG_20180316_153029.jpgIMG_20180316_145657.jpg

Malamnya kami makan malam di Pizza Hut karena Kaleb request mau makan pizza di ulang tahunnya. Waktu itu makan bareng dadakan karena kebetulan orang tua saya juga baru pulang dari rumah saudara dan adik saya kebetulan lagi meeting di Pizza Hut juga. Papanya nyusul dari kantor. Karena kayaknya belum sah kalau belum tiup lilin tepat di hari ulang tahunnya, maka suruh Papanya beli kue kecil aja. Dan itu beneran kecil banget kuenya, tapi Kaleb suka banget karena bentuknya Minion. :)))

IMG_20180316_234800_641.jpgIMG-20180316-WA0018.jpg

He was having a blast time and we were so happy. :’)

Fast forward seminggu kemudian ke acara ulang tahun Kaleb dan Mama yang nebeng arisan keluarga. Ini tampilan goody bag Kaleb.

IMG_20180325_064937.jpg

Tas McQueen pilihan Kaleb sendiri. Nggak ada yang pemadam kebakaran soalnya. Yang penting warnanya merah.

IMG_20180325_064922.jpg

Cemilannya cuma 2 ini aja. Nggak mau yang berbau mecin jadi ambil yang aman dimakan buat anak kecil. Di tiap snack-nya dikasih sticker.

IMG_20180325_064906.jpg

Tempat makan dan botol minum yang udah dibungkus dari sananya, jadi nggak perlu repot lagi. Oh ya, tempat makannya berbagai macam warna dan gambarnya beda-beda.

IMG_20180325_064850.jpg

Susu Ultra Mimi full cream (lagi-lagi biar yang rasanya nggak kebanyakan gula). Bungkusnya itu PR banget, ye. Pegel bener. Hahaha.

Untuk kue-nya sendiri saya pilih donut cake di Dunkin Donut. Pilih donat karena dari pengalaman sebelumnya, kalau beli cake suka luamaaaa banget habisnya. Pada dasarnya kami nggak terlalu suka cake dan manis-manis. Jadi milih donat karena Kaleb suka donat dan pasti kemakan banyak orang. Oh ya, donut tower ini bisa dipesan 3 hari sebelum hari H dan cuma request warna pink atau biru. Ya udah saya cuma pesan banyakan biru aja, nggak perlu pink, dan banyakin donat monster cookiesnya biar lucu. Dan pas diambil…. kyaaaa, ku suka banget! Bagus!

IMG-20180325-WA0037.jpg

Topper pemadam kebakarannya bikin sendiri semua. Dan teteeep ada muka Kaleb dong. Hahaha!

IMG-20180325-WA0035.jpg

IMG-20180325-WA0040.jpg

Pas lihat donut tower ini Kaleb excited banget dan mau langsung comot aja. Lalu dia bangga banget ada mukanya yang lagi pake seragam pemadam kebakaran di situ. Priceless lihat ekspresinya. :’)

Sebelum acara mulai dan dekor masih cakep-cakepnya, maka foto dulu dong.

IMG-20180325-WA0001.jpgC360_2018-03-26-09-53-52-934.jpgIMG-20180325-WA0008.jpgIMG-20180325-WA0020.jpgIMG-20180325-WA0078.jpg

IMG_8735

Selamat bertambah umur, anak kesayangan Papa Mami. :’)

Tentunya pas udah banyak tamu yang datang bentukannya udah nggak begini lagi karena udah heboh lari sana-sini sama para sepupunya. Jadi pas ulang tahun udah ganti baju lagi. Ternyata bulan Maret ini banyak yang ulang tahun jadi tiup lilinnya bareng-bareng.

Dear Kaleb,
Selamat ulang tahun. Semoga semesta menjadikanmu mahkluk kesayangannya sehingga dipermudah semua langkahmu dan keberuntungan menemanimu dalam mencapai tujuan hidupmu. Tetaplah mudah berbahagia untuk hal-hal sederhana, tertawalah dan seringlah menertawakan hidup karena seringkali hidup itu lucu dan Tuhan sedang ingin becanda denganmu.

Jadilah apapun yang kamu mau, selama itu baik, dan semoga kami mampu menerima papaun keputusanmu dalam hidup. Jangan takut menjadi manusia yang unik karena sungguh kamu memang istimewa dan pasti Tuhan sedang sangat bahagia ketika menciptakanmu.

Terima kasih telah menjadi guru bagi kami selama 3 tahun ini. Tanpa kehadiranmu, kami tak akan pernah menjadi orang tua dan belajar banyak untuk mengenal lebih baik tentang diri kami sendiri.

Selamat 3 tahun, Kaleb. Dunia menunggumu untuk menjadikannya lebih berwarna dan lebih baik.

Kami yang mencintaimu,

Papa dan Mami.

 

Sampai jumpa di ulang tahun Kaleb ke-4! 😀

Naik Kereta Api Tut Tut Tut!

IMG_20180218_093843_465.jpg

Sudah hampir 2 bulan ini Kaleb suka banget sama kereta. Akhirnya ada juga yang menggeser kesukaannya pada truk. *mamak capek ngapalin nama-nama truk*. Saking sukanya sama kereta, tiap weekend dia nyuruh kami harus lewat jalan rel kereta. Dia suka denger bunyi gerbang kereta ditutup ketika kereta mau lewat dan memandangi kereta lewat.

Kami sering nawarin Kaleb untuk naik cho-cho train di mall. Lucunya, Kaleb nggak mau. Buat dia, kereta itu harus sama persis kayak yang dia liat di Youtube. Bukan kereta-keretaan.

Bhaik!

Jadilah untuk mengakomodasi kesukaannya pada kereta, di suatu Sabtu nan cerah kami mau naik kereta beneran. Kami naik dari stasiun Rawa Buaya, yang paling dekat dengan rumah kami. Tujuannya ke mana…. entah. Dan ternyata, harus tahu tujuannya pas beli tiket. Karena clueless banget, ya kami bilang aja ke Kota.

Mau naik dari peron yang mana aja, kami celinguk-celinguk dulu kayak orang bego. Beneran deh, terakhir kali naik kereta tuh ke Bandung, eh atau pas kuliah di Depok, ya? Pokoknya udah lupa banget cara naik kereta tuh gimana.

Kami tunggu lah di bangku. Kemudian, baru sadar kereta kan ada jadwalnya dan kami nggak tahu jadwalnya kapan. Akhirnya balik lagi ke petugas nanya jam berapa kereta datang. Ternyata masih lama, 20 menit lagi. Kaleb sih excited banget lihat rel kereta, lihat kereta lain lewat, dengar pengeras suara. Anak kecil mah gampang disenangkan. Sementara Mamak udah kepanasan. Hahaha.

Akhirnya 20 menit kemudian, datanglah kereta yang dinantikan. Di jam 12 siang itu, kereta penuh banget. Kami nggak dapat duduk. Kaleb digendong sama Bapake. Kaleb mah senang ya mau naik kereta sambil berdiri. Tapi, saya kayaknya males ya berdiri sampai kota. Bukan apa-apa, udah waktunya makan siang, cuy. Laper.

Akhirnya setelah mempertimbangkan isi perut yang meronta-ronta, kami putuskan untuk turun di stasiun Grogol. Dari stasiun, kami naik angkot ke Citraland untuk cari makan. Pas udah ketemu AC mall tuh rasanya ruar biasa seger. Hahaha. Di kereta walau ada AC, tapi kalau penuh kan nggak terlalu berasa, ya.

Kelar makan dan jalan-jalan bentar, kami kembali lagi mau naik kereta. Nah, karena cuaca nggak terik dan sedikit mendung, suami menyarankan nggak usah naik angkot, tapi jalan kaki aja dari Citraland ke stasiun Grogol. Uwooow, apakah ku sanggup? Yo weis, karena suami yang gendong Kaleb dan matahari nggak kejam-kejam amat, mari kita jalan. Ternyata benar, nggak terlalu jauh, kok. Iya, asal nggak terik, ya. Kalau terik mendingan naik angkot aja, deh.

Begitu masuk stasiun, kami mau tap kartu. Lho, kok nggak bisa? Ternyata nggak bisa karena walau kami beli tiket PP, tapi kan tadi tujuannya ke Kota, bukan Grogol. Harus sesuai tujuan ternyata kartunya. Baiklah, jadi kami harus beli lagi deh.

Di stasiun Grogol ini lumayan adem dan nggak terlalu rame. Kayaknya karena stasiunnya baru direnovasi juga. Tapi, itu kenapa tempat duduk buat nunggunya nggak datar gitu. Mau duduk lama-lama juga nggak enak. Hiks.

Sama kayak tadi berangkat, kami tetap lupa nanya jadwal keretanya datang. Jadi balik lagi nanya ke petugas kapan keretanya lama. Ternyata ya 20 menit lagi. Lama ugha ya.

IMG_20180218_093843_475.jpg

Untungnya kami naik di gerbong yang agak jauhan, jadi kereta nggak terlalu penuh. Longgar, tapi ya tetap nggak dapat tempat duduk. Tapi ada mbak yang baik, dia memberikan tempat duduk buat saya dan Kaleb. Makasih ya, Mbak. Akhirnya kaki ini bisa diluruskan juga.

Begitulah petualangan Kaleb naik kereta beneran. Begitu selesai anaknya bilang, “Mami, Kaleb senang! Naik kereta lagi, yuk!”

Mamak hanya melirik Bapake dengan penuh makna, “Kamu aja gih, aku capek.” HAHAHA.

 

Keterangan:
Anak di atas 90 cm sudah membayar. Tiket per orang Rp 3.000,-.

 

Persoalan Pup

IMG-20180102-WA0042.jpg

Disclaimer: Tulisan ini akan membicarakan persoalan pup, jadi kalau jijikan skip aja. XD

Kaleb ini karena tiap orang tuanya kerja dititipin sama Opungnya dan Opungnya adalah orang yang sangat bersih, jadi Kaleb ini ketularan. WC harus bersih, nggak basah, dan nggak bau. Akibatnya kalau WC-nya nggak memenuhi kualifikasinya dia, dia nggak mau pipis atau pup di luar; atau muntah. Asli jijikan banget, deh.

giphy5

Permasalahannya adalah libur tahun baruan kemaren, kami harus sering berada di luar seharian; ya ke rumah sakit nengok mertua, ya ke acara keluarga (karena di Batak tahun baru itu semacam Lebaran, jadi kerjaannya kumpul-kumpul di rumah saudara).

Dimulai dari tanggal 31 Desember 2017, di mana kami ngunjungin mertua ke RS. Lumayan lama banget di sana. Kaleb tiba-tiba kebelet pup. Langsung lah dibawa ke WC. WC-nya bukan yang kotor banget, masih normal dan tergolong bersih. Tapi bukan sebersih WC mall yang tiap orang keluar langsung dielap-elap, ya. Jadi dia nggak mau pup. Ditahanlah itu pup.

Sorenya kami ke gereja. Harus diakui gereja ini kotor banget WC-nya. Sungguh lah, saya kalau masih bisa ditahan walau kebelet pipis pun mendingan ditahan aja lah. Ini berkali-kali udah sering saya bilang ke orang gereja. WC sih di-upgrade, ya. Lebih baik banget dibanding dulu, TAPI kenapa tetap bau pesing? Bener deh, mental orang-orangnya yang kurang beres banget ini mah!

Ya tentu saja pas diajak ke WC, Kaleb nolak. Ditahan lagi itu pup.

Besokannya pas tahun baru, lagi-lagi kami akan ke rumah sakit paginya. Pas sebelum berangkat, Kaleb bilang mau pup. Didudukin di WC kayak biasa. Nggak biasanya dia ngeden dan tampak kesusahan banget mau pup. Ada kali 30 menit lebih dia di WC struggling banget mau pup. Sampe akhirnya karena pupnya keras, dia pun udahan aja walau belum tuntas. Jalan pun susah, duduk di car seat nggak tenang. Mukanya udah memelas. Saya langsung beliin dia yoghurt dan yakult.

Pas sampai parkiran RS, kayaknya dia ngeden nih. Jadi begitu sampai RS, langsung dibawa ke WC. Untungnya dia saya pakein diapers. Saya suruh dia tutup hidung aja pake tisu basah. Udah ya beres, dong. Walau di RS dia nggak pup, tapi yah mayan selama di jalan udah keluar.

Sorenya, Kaleb diajak aunty-nya main ke McD. Ternyata pas di McD, doi mau pup lagi. Udah nangis-nangis deh dia mau pup. Diajak ke WC, ternyata WC-nya becek, gagal pup lagi deh.

Rabu-nya, Kaleb diajak Mama saya jalan-jalan. Dia sempat mau pup sampe muter-muter nangis. Pas diajak ke WC dia nggak mau karena WC-nya bau. Sungguh deh tingkat kebersihan dia tuh tinggi banget, pokoknya WC itu nggak boleh berbau sama sekali.

Malamnya pas udah pulang ke rumah, dia bilang mau pup. Udah nangis-nangis lagi, tapi nolak dibawa ke kamar mandi. Ya mungkin dia trauma juga karena beberapa kali ke WC dan mau pup tuh kesakitan banget. Saya udah bujuk-bujuk supaya nggak papa ke WC, ditemenin, dibolehin sambil nonton Youtube. Dia tetap nangis nolak. Tapi kelihatan banget dia kesakitan. Bujuk sampe 15 menit nggak berhasil juga, tapi tetap nangis kesakita, saya dan suami kan frustasi juga. Antara cemas karena dia nggak mau pup, dan kesal karena kok susah amat dibilanginnya.

Setelah 30 menit membujuk, memaksa, dan mengancam (pokoknya segala cara dilakukan supaya dia mau pup), tiba-tiba dia bilang udah padahal belum pup. Pas dia berdiri, keluarlah darah dari anusnya.

Gila, horor banget itu! Ya bukan darah yang berceceran buanyak banget, tapi tetap aja harusnya pup nggak mengeluarkan darah, kan. Langsung saat itu juga saya bilang harus ke dokter. Langsung ganti baju dan segala macam.

Kaleb lihat saya panik gitu, langsung tiba-tiba meluk saya, “Sorry, Mami.” mukanya memelasss banget.

Duh, retak deh hati ini. Jadi Kaleb minta maaf karena dia pikir saya marah. Padahal nggak marah, cuma lagi panik jadi ya kayak blingsatan ganti baju, beres ini itu biar cepat ke dokter.

giphy6

Di mobil, Kaleb nggak bisa duduk sama sekali. Dia kesakitan banget jadi dia milih berdiri di kursi belakang sambil pegang jok. Bener deh mau nangis banget lihatnya dia kesakitan kayak gitu. Trus dia beberapa kali bilang, “Sorry Mami.”

Patah hati banget lihatnya. Perasaan dia merasa bersalah padahal sebenarnya dia nggak salah. Saya dan suami aja yang nggak sabaran menghadapi traumanya dia mau pup. Yang ada saya peluk dan bilang, “Sorry ya Kaleb. Mami nggak marah, kok. Mami cuma takut Kaleb perutnya sakit kalau nahan pup terus.”

Di tengah jalan dia ngeden keras banget dan akhirnya pup. Turun dari mobil dia bilang, “Mami, Kaleb nggak sakit lagi.” Bersihin di WC dan masih ada darah. Mungkin karena pupnya keras.

Selesai dibersihin, dia peluk Papanya dan bilang, “Sorry, Papa.” Doh, Papa-nya ikutan mellow, deh. Jadinya saling bilang sorry macam Lebaran aje. XD

Dokternya nggak kasih obat apa-apa karena anak kecil nggak boleh makan obat pencahar. Jadi cuma dikasih suplemen mineral. Darah itu asalnya dari anusnya luka karena pupnya keras. Kalau pupnya lembek akan sembuh sendirinya. Yang penting bersih aja pantatnya. Dan dokter pun menasehati, banyak-banyak makan buah dan sayur, ya.

Kaleb ini kalau makan buah mah lancar, nggak pernah nolak. Tapi kalau sayur, dia akan lepeh. Harus nggak boleh ketahuan ada sayur. Karena dokter bilang gitu ke Kaleb, besokannya dia makan sayur dengan lancar banget, trus makan pepaya buanyak banget.

Pupnya langsung lancar, nggak keras lagi, dan sehari bisa sampai 4 kali. Itu kotoran 2 hari dikeluarin semua kayaknya. Hahaha. Doh, no more poop problems, deh!

giphy7

Dari kejadian ini Kaleb belajar buat rajin makan sayur, dan saya belajar untuk lebih sabar dan nggak frustasi sendiri, padahal harusnya anaknya yang lebih stres dengan keadaan kayak gitu. Belajar juga karena Kaleb ternyata manis juga ya. *rabid mama detected* hahaha.