Bali With Orenz (1)

FINALLY… VACATION!

Setelah terakhir kali liburan ke luar kota itu bulan April dan cuma sejauh Bandung doang, akhirnya bisa menghirup udara liburan lagi di…. BALI! 😀

Saya dan 4 orang teman SMA yang diberi nama geng Orenz (BWAHAHAHAHA, emang norak –> karena warna kebangsaan sekolah kita dulu orange) udah merencanakan liburan ini dari jauh hari sebelumnya karena teman kami, Made, nikah di sana. Wah, kebetulan banget bisa sekalian jalan-jalan, nih.

Sabtu, 3 Desember 2011, saya yang harus ngantor dulu udah excited banget. Pesawat sebenarnya berangkat jam 17.30, tapi karena takut telat saya udah berangkat dari kantor di kawasan Senopati jam 14.45. Koper udah dititipin ke Yuris semalam dan KTP serta tiket juga udah di Gina supaya kalau saya mepet banget datangnya nggak bakal ketinggalan pesawat.

Tapiii… ternyata jalanan lancar total sampai akhirnya dari Senopati-Bandara Soekarno Hatta cuma 30 menit. Begitu menginjakkan kaki di bandara langsung terkaget-kaget karena kursi untuk nunggu udah sangat jarang. Ya kaleee harus berdiri. Jadi saya jalan-jalan sendirian karena teman-teman belum ada yang datang. Eh, ternyata ada anjungan untuk melambai. Langsung aja ke sana dan ternyataaa…. ini tempat yang menyenangkan. Lihat pesawat pergi dan lihat orang-orang yang melambai itu menyenangkan.

Where the planes taking off

Nggak lama ada di situ, teman-teman akhirnya datang. WAH, senang! Resmi deh kita bakal pergi bareng-bareng, nih. Karena datang kecepatan kami nunggu di bandara sejam sambil mengupdate gosip yang ada. Oh ya, sayang banget Citra, teman kita, nggak bisa ikut karena harus jagain baby-nya yang masih 5 bulan.

Kehebohan di hari pertama adalah: saya dan Gina takut banget naik pesawat. Pas masuk sih masih santai kayak di pantai. Tapi pas take off udah mulai dag-dig-dug kayak mau ketemu gebetan. Karena takut, turbulance dikit aja bikin saya parno setengah mati. Saya langsung ajak Bayu, yang duduk sebelah saya, ngobrol ngalor-ngidul. Tapi karena dia ngantuk akhirnya dia ketiduran dan saya…. bengong sendirian sambil ketakutan. Akhirnya yang dilakukan adalah: dengerin lagu gereja dan baca Alkitab dari iPod. Itu dilakukan sambil bergumam nyanyi, loh. Jadi kayak mengadakan kebaktian sendiri di atas pesawat. HAHAHAHA! #penakut

Jam 20.30 WITA kita nyampe di Bali. Yang kita lakukan pertama kali adalah… yuk cari Solaria. Secara saya cuma inget Solaria itu ada di bandara dan perut udah kelaperan. Eh, pas baru masuk Solaria, ternyata yang menjemput kita, bapaknya Made dan sepupunya udah nyampe aja. Jadi, kita ngebut makannya kayak orang dikejar-kejar utang. Hahahaha.

Sebelum berangkat langsung ke Singaraja, saya sengaja beli Antimo. Sebelumnya saya udah pernah ke Singaraja dan tahu kalau perjalanannya berkelok-kelok tajam, memakan waktu 2 jam. Bok, dulu sih saya mabuk, ya. Jadi jangan sampai kali ini juga. Langsung deh tenggak Antimo. Sukses tertidur sebelum setengah perjalanan.

Eh tapi, ternyata kerasa banget belokan tajamnya karena ternyata si sepupu Made yang nyetir nggak mau ngerem. Jadi kita yang di mobil berasa kelempar ke kiri dan ke kanan. #panik *tenggak antimo sebungkus*. Mulut sih udah komat-kamit baca doa sambil mendengarkan tembang kenangan yang dipasang bapaknya Made. Kontras banget nggak, sik! #menggila

Setelah melewati perjalanan paling menegangkan, sampailah di Singaraja jam 12 malam. Kotanya udah sepiiii banget. Jalanan lengang kayak nggak ada yang nempatin. Bukannya langsung di-drop di hotel, kita malah diajak mampir ke rumah orang tua Made di Singaraja. Tengah malam dengan muka lecek harus beramah tamah dengan keluarga besar Made. Yang mana si Made nggak ada di situ karena dia udah diungsikan ke rumah mertuanya. Untungnya kita disajikan bakso panas di tengah malam. Mayaaan! *elus-elus perut*

Jam 00.30 baru kita dianter ke Hotel Celuk Agung di daerah Lovina, nggak jauh dari rumahnya. Di sini ada kejadian bengong-geli-takjub. Jadi yang nyetir masih sepupunya Made, seorang cowok umur 20an yang penampilannya sih gaul abis: anting bling bling di kuping kiri, gelang cowok, kaos putih polos, dan jeans belel. GAUL!

Kebetulan pas nganter kita ke hotel, bapaknya Made nggak ikut lagi. Jadi cuma si sepupu dan sepupu lainnya. Di tengah malam yang sunyi, di saat kita semua udah ngantuk, dan mencari letak hotel itu, si sepupu ini mencari-cari lagu di playlist tape mobilnya. Ternyata dari tadi yang pasang tembang kenangan itu bapaknya Made dan nggak sesuai dengan kesukaan dia.

Pertama sih yang dipasang adalah lagu Pitbull dan Jennifer Lopez. Oh Alhamdullilah, lagu yang normal akhirnya. Tapi belum sampai lagunya habis, dia udah sibuk ganti-ganti lagi. Kita yang duduk di belakang mikir dia pasti nyari yang lebih oke lagi, nih. Lagu disko, tekno, RnB.

SALAH SAUDARA-SAUDARA!

Tiba-tiba dia berhenti di lagu bergenre dangdut koplo, berjudul Jangan Gila Dong!

Begini kira-kira liriknya (*sampai hapal*): Jangan gila dong, pacaran sama berondong.. bla bla bla.. *mengahapus dari ingatan*

Detik itu juga kita semua lihat-lihatan kebingungan dan berusaha menahan tawa karena ternyata penampilan boleh garang tapi selera musiknya…. YA GITU, DEH! *tenggak antimo lagi*

Selesai sampai di situ? Nggak dong. Setelah selesai lagu itu. Dia mencari-cari lagu lagi dan berhenti di lagu……. *drum roll*….. PLAYBOY-nya 7 Icons *gubrak*.

Ya Tuhan, pria macam begini ternyata ada di bumi. Bahwa 7 Icons masih digilai sampai saat ini karena ada yang mendengarkan lagu beginian di tengah sunyinya malam Bali. Rusak semua keindahaan Bali seketika itu juga.

-______________________-”

Akibatnya, karena keasikan cari lagu-lagu ajaib, nyasarlah kami. Hotelnya kelewatan, bok! Dan akhirnya kami harus memutar balik lagi dan berjalan pelan-pelan untuk mencari hotel itu. *pentung pake topi kelinci*

Jam 01.30 kami baru sampai hotel, yang mana…. hotelnya tua banget, ya. Sepiiii banget. Di dalam kamar temboknya ada yang bopeng karena kena bocoran air dan di salah satu sudutnya ada sarang laba-laba. Hiiii! Udah gitu AC-nya antara hidup dan mati sendiri. Trus TV yang tersedia adalah TV cembung berukuran 14 inchi dengan hanya 3 saluran: TV One, Indosiar, dan TV Bali. Yasalam!

Yah, namanya juga hotel gratisan. Terima aja, deh. *gelar tikar* *tidur bareng laba-laba*

Sekian hari pertama. Mari bobok dan sampai jumpa di hari selanjutnya.

 

Leave a comment